KONSEP LISTRIK DINAMIS
PENGERTIAN
LISTRIK DINAMIS
Listrik dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara
mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik
dibagai waktu
dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik.
kuat arus
pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat
arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap
ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian
seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang
tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh hukum
kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm
dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan.
Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus.
tegangan memiliki satuan volt(V)
dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.
HUKUM HUKUM LISTRIK DINAMIS
1. Hukum
Kirchoff
Arus listrik
yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagai aliran air sungai.
Jika sungai tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut
sama. Demikian halnya dengan arus listrik.
Jumlah kuat
arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang
keluar dari titik percabangan tersebut. Pernyataan itu sering dikenal sebagai
hukum I Kirchhoff karena dikemukakan pertama kali oleh Kirchhoff.
Maka diperoleh
persamaan :
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
I masuk = I keluar\
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
I masuk = I keluar\
2. Hukum
Ohm
Aliran arus
listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik. tetapi
melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat
menghambat alus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan
dapat diibaratkan seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang
pertama kali meneliti hubungan antara arus listrik, tegangan. dan hambatan
adalah Georg Simon Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman. Hubungan
tersebut lebih dikenal dengan sebutan hukum Ohm.
Setiap arus yang mengalir melalui suatu penghantar selalu mengalami hambatan. Jika hambatan listrik dilambangkan dengan R. beda potensial V, dan kuat arus I, hubungan antara R, V, dan I secara matematis dapat ditulis:
Sebuah
penghantar dikatakan mempunyai nilai hambatan 1 Ω jika tegangan 1 V di antara
kedua ujungnya mampu mengalirkan arus listrik sebesar 1 A melalui konduktor
itu. Data-data percobaan hukum Ohm dapat ditampilkan dalam bentuk grafik
seperti gambar di samping. Pada pelajaran Matematika telah diketahui bahwa
kemiringan garis merupakan hasil bagi nilai-nilai pada sumbu vertikal (ordinat)
oleh nilai-nilai yang bersesuaian pada sumbu horizontal (absis). Berdasarkan
grafik, kemiringan garis adalah α = V/T Kemiringan ini tidak lain adalah nilai
hambatan (R). Makin besar kemiringan berarti hambatan (R) makin besar. Artinya,
jika ada suatu bahan dengan kemiringan grafik besar. bahan tersebut makin sulit
dilewati arus listrik. Komponen yang khusus dibuat untuk menghambat arus
listrik disebut resistor (pengharnbat). Sebuah resistor dapat dibuat agar
mempunyai nilai hambatan tertentu. Jika dipasang pada rangkaian sederhana,
resistor berfungsi untuk mengurangi kuat arus. Namun, jika dipasang pada
rangkaian yang rumit, seperti radio, televisi, dan komputer, resistor dapat
berfungsi sebagai pengatur kuat arus. Dengan demikian, komponen-komponen dalam
rangkaian itu dapat berfungsi dengan baik. Resistor sederhana dapat dibuat dari
bahan nikrom (campuran antara nikel, besi. krom, dan karbon). Selain itu,
resistor juga dapat dibuat dari bahan karbon. Nilai hambatan suatu resistor dapat
diukur secara langsung dengan ohmmeter. Biasanya, ohmmeter dipasang
hersama-sama dengan amperemeter dan voltmeter dalam satu perangkat yang disebut
multimeter. Selain dengan ohmmeter, nilai hambatan resistor dapat diukur secara
tidak langsung dengan metode amperemeter voltmeter.
3. Hambatan
Kawat Penghantar
Berdasarkan percobaan di atas. dapat disimpulkan bahwa besar hambatan suatu
kawat penghantar 1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin
panjang penghantar, makin besar hambatannya, 2. Bergantung pada jenis bahan
kawat (sebanding dengan hambatan jenis kawat), dan 3. berbanding terbalik
dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas penampang, makin besar
hambatannya. Jika panjang kawat dilambangkan ℓ, hambatan jenis ρ, dan luas
penampang kawat A. Secara matematis, besar hambatan kawat dapat
ditulis :
Nilai hambatan suatu
penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial hanya dapat
mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika penghantar yang dilalui
sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan
energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar
panjang. Keadaan seperti itu dikatakan tegangan listrik turun. Makin panjang
penghantar, makin besar pula penurunan tegangan listrik.
Beda Potensial Listrik
Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena
dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu
penghantar. Beda potensial berfungsi untuk mengaiirkan muatan dari satu titik
ke titik lainnya. Satuan beda potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan
untuk mengukur beda potensial listrik disebut voltmeter. Secara matematis beda
potensial dapat dituliskan sebagai berikut.
V = W/Q
Keterangan:
V : beda potensial (volt)
W : usaha/energi (joule)
Q : muatan listrik (coulomb)
V : beda potensial (volt)
W : usaha/energi (joule)
Q : muatan listrik (coulomb)
Arus listrik
terjadi jika ada perpindahan elektron seperti uraian diatas. Kedua benda
bermuatan, jika dihubungkan dengan penghantar akan menghasilkan arus listrik.
Kuat arus listrik disimbolkan dengan huruf I, memiliki satuan Ampere
(A), rumusnya:
I = Q / t
Keterangan:
I = kuat arus listrik (A)
Q =jumlah muatan listrik (Coloumb)
t = selang waktu (s)
Pengaruh Suhu terhadap Hambatan kawat.
Hambatan kawat bertambah jika suhunya naik.
Dalam suatu batas perubahan suhu tertentu, perubahan fraksi hambatan jenis sebanding dengan perubahan suhu (∆T) atau dinyatakan sebagai berikut.
Dalam suatu batas perubahan suhu tertentu, perubahan fraksi hambatan jenis sebanding dengan perubahan suhu (∆T) atau dinyatakan sebagai berikut.
Hambatan sebanding dengan hambatan jenis p. Oleh
karena itu, persamaan R dapat ditulis sebagai berikut.
∆R = Ro α ∆T
Rumus
hambatan listrik (R)
Hambatan
atau resistor disimbolkan dengan R, dengan satuan ohm, mempunyai rumus:
R = ρ . l /
A
Keterangan:
- R = hambatan listrik (ohm)
- ρ = hambatan jenis (ohm.mm2/m)
- A = luas penampang kawat (m2)
Sumber Arus Listrik Dinamis
Agar arus listrik yang bergerak atau dinamis ini dapat mengalir dalam kawat penghantar, antara kedua ujung kawat itu harus ada beda potensial. Alat yang berfungsi untuk menimbulkan arus listrik jenis ini disebut sumber arus listrik dinamis.
Sumber arus listrik jenis ini dapat dibedakan menjadi sumber arus listrik bolak-balik dan sumber arus listrik searah.
* Sumber arus listrik bolak-balik adalah sumber arus listrik bergerak atau dinamis yang menghasilkan arus bolak balik. Contohnya, dinamo sepeda, generator
arus bolak balik, dan stop kontak.
* Sumber arus listrik searah adalah sumber arus listrik bergerak atau dinamis yang menghasilkan arus serah. Contohnya elemen volta, elemen kering
Agar arus listrik yang bergerak atau dinamis ini dapat mengalir dalam kawat penghantar, antara kedua ujung kawat itu harus ada beda potensial. Alat yang berfungsi untuk menimbulkan arus listrik jenis ini disebut sumber arus listrik dinamis.
Sumber arus listrik jenis ini dapat dibedakan menjadi sumber arus listrik bolak-balik dan sumber arus listrik searah.
* Sumber arus listrik bolak-balik adalah sumber arus listrik bergerak atau dinamis yang menghasilkan arus bolak balik. Contohnya, dinamo sepeda, generator
arus bolak balik, dan stop kontak.
* Sumber arus listrik searah adalah sumber arus listrik bergerak atau dinamis yang menghasilkan arus serah. Contohnya elemen volta, elemen kering
(baterai), akumulator dan dinamo
arus searah.
MUATAN LISTRIK DAN ARUS LISTRIK
Muatan Listrik
- Muatan listrik (Q) terbagi dua yaitu muatan listrik positif (+) dan muatan listrik negatif (-).
- Jika batang ebonit digosok dengan kain wol, maka ebonit bermuatan listrik negatif sedangkan jika kaca digosok dengan kain sutra, maka kaca bermuatan listrik positif.
- Muatan listrik sejenis tolak menolak sedangkan yang berlainan jenis tarik menarik.
- Konduktor adalah zat yang mudah dilalui/menyimpan muatan listrik. Contoh : besi, tembaga, emas.
- Isolator adalah zat yang sulit dilalui/menyimpan muatan listrik.Contoh: karet, kaca.
Arus Listrik
- Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu.
- Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron).
Muatan Listrik
- Muatan listrik (Q) terbagi dua yaitu muatan listrik positif (+) dan muatan listrik negatif (-).
- Jika batang ebonit digosok dengan kain wol, maka ebonit bermuatan listrik negatif sedangkan jika kaca digosok dengan kain sutra, maka kaca bermuatan listrik positif.
- Muatan listrik sejenis tolak menolak sedangkan yang berlainan jenis tarik menarik.
- Konduktor adalah zat yang mudah dilalui/menyimpan muatan listrik. Contoh : besi, tembaga, emas.
- Isolator adalah zat yang sulit dilalui/menyimpan muatan listrik.Contoh: karet, kaca.
Arus Listrik
- Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu.
- Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron).