Arus
bolak-balik,
Pengertian
Arus Bolak-Balik
Arus dalam listrik adalah muatan positif yang bergerak.
Walau sebenarnya yang bergerak adalah electron (muatan negatif) .Dengan demikian
kita bias buat grafik Perubahan Perbedaan Tegangan (V) terhadap Waktu. Untuk
ujung A, perbedaan tegangan tidak berubah terhadap waktu. Begitu juga dengan
ujung B. Bagaimana seandainya kutub positif dan kutub negative dari baterai
tersebut berganti-ganti terhadap waktu? Misalnya pada waktu t1 ujung A adalah
positif dan ujung B adalah negatif. Kemudian pada waktu t2 ujung A adalah
negative dan B adalah positif. Dan siklus ini terus berlangsung sampai sumber
listrik tersebut dimatikan. Inilah yang disebut arus bolak-balik kutub sumber
listrik berganti-ganti tiap waktu.
Arusbolak-balik (AC/alternating current)
adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya
arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah di
mana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang
dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena
ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien.
Kalau pergantian kutub itu terjadi 60 kali dalam satu detik,
maka dikatakan frekuensi sumber AC tersebut adalah 60 Hertz (seperti banyak
dipakai di Amerika Serikat). Kalau pergantian kutub itu terjadi 50 kali dalam
satu detik, maka frekuensi sumber AC tersebut adalah 50 Hertz (seperti banyak
dipakai di Eropadan Asia termasuk di Indonesia). Tentu sekarang kita paham apa
maksud “frekuensi arus PLN adalah 50 Hz”.
Karena perbedaan tegangan berubah-ubah setiap waktu, maka
untuk praktis besarnya perbedaan tegangan arus bolak-balik dinyatakan dalam rms
(root mean square, akar dari kuadrat rata-rata) perbedaan tegangan maksimum.
Ini sebenarnya hanya permainan statistik, tidak mengandung fenomena fisis yang
baru. Harga rms dari perbedaan tegangan bernilai perbedaan tegangan maksimum
dibagi akar dua.
Bicara tentang kestabilan, tentu arus searah lebih stabil.
Dan umumnya alat-alat elektronik beroperasi dengan arus searah. Hal ini boleh menjadi
pertanyaan: kenapa kita memakai arus bolak-balik sebagai sumber listrik
utama?
Jawabannya adalah dipengaruhi factor ekonomi membuat sumber
arus bolak-balik (generator) jauh lebih murah dari pada sumber arus searah.
Untuk menjadikan arus bolak-balik menjadi searah tidaklah begitu sulit, walau
hasilnya tidak setabil arus dari baterai tapi harga kestabilan ini dikompensasi
sangat baik oleh biaya pengadaan sumber listrik.
Secara umum, listrik bolak-balik
berarti penyaluran listrik dari
sumbernya (misalnya PLN) kekantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada
pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan
melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik.
Arus
listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu penghantar
per satuan waktu. Arus listrik mengalir karena ada beda potensial antara
ujung-ujung kawat penghantar. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah. Arus listrik ini disebut arus positif atau arus konvensional.
Setelah J.J Thompson menemukan adanya elektron, orang menyimpulkan bahwa arus
listrik adalah aliran elektron. Elektron mengalir dari potensial rendah ke
potensial tinggi. Tetapi mengapa kita masih menggunakan arus konvensional? Hal
ini karena di dalam kabel, arus elektron mengalir berlawanan dengan arus
konvensional dan kedua arus ini sama besarnya, sehingga kita masih dapat
menggunakan arus konvensional sebagai arus listrik.
Besaran
Arus Listrik
I=
Q=I.t
Keterangan
:
I
= kuat arus (ampere / A)
Q
= muatan (coulumb / C)
t
= waktu (detik / s)
Pengukuran
Kuat Arus
Untuk
mengukur kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup digunakan ampermeter
(ammeter), yang dirangkai seri dengan komponen listrik yang akan diukur kuat
arusnya.
Sumber arus listrik dibedakan
menjadi dua, yaitu sumber arus listrik bolak-balik
(AC) dan sumber arus listrik searah
(DC). Sumber arus listrik AC dihasilkan oleh
dinamo arus AC dan generator. Ada
beberapa macam sumber arus searah,
misalnya sel volta, elemen kering
(baterai), akumulator, solar sel, dan dinamo arus
searah. Elemen volta, batu baterai,
dan akumulator merupakan sumber arus searah
yang dihasilkan oleh reaksi kimia.
Oleh karena itu, elemen volta, batu baterai, dan
akumulator sering disebut
elektrokimia. Dikatakan elektrokimia sebab alat tersebut
mengubah energi kimia menjadi energi
listrik.
Elemen
dibedakan menjadi dua, yaitu elemen primer dan elemen sekunder.
1.Elemen primer
Elemen Primer adalah
elemen yang setelah habis muatannya tidak dapat diisi kembali.
Pada elemen primer, reaksi kimia yang menyebabkan elektron mengalir dari
elektrode negatif (katode) ke elektrode positif (anode) tidak dapat dibalik
arahnya. Itulah sebabnya elemen primer tidak dapat dimuati kembali jika
muatannya sudah habis. Dengan kata lain, elemen primer merupakan sumber arus
searah yang memerlukan penggantian bahan pereaksi. Jadi, elemen primer adalah
sumber arus listrik yang tidak dapat diperbaharui lagi. Elemen primer ada dua
jenis, yaitu: elemen basah dan elemen kering.
2.
Elemen Sekunder
Elemen sekunder merupakan elemen elektrokimia yang dapat
diperbaharui bahan-bahan pereaksinya. Elemen sekunder ini harus diberi muatan
terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara melewatkan arus listrik
melaluinya.
GGL
adalah beda potensial antara kedua ujung atau kutub sumber arus listrik saat
sumber arus itu tidak terhubung ke rangkaian listrik, diberi lambang ɛ dan
memiliki satuan volt. Sedangkan beda potensial antara kedua ujung atau kutub
sumber arus listrik saat sumber arus itu mengalirkan arus dalam rangkaian
listrik disebut tegangan jepit, diberi lambang V. Tentu saja,
nilai tegangan jepit V berubah, tergantung pada nilai hambatan bebannya Makin
besar nilai hambatan beban, makin kecil nilai tegangan jepitnya. Nilai tegangan
jepit selalu lebih kecil dari GGL.
Contohnya elemen volta dan batu baterai.
Elemen sekunder adalah elemen yang
setelah habis muatannya dapat diisi
kembali. Contohnya akumulator (aki). Pada
elemen volta, baterai, dan
akumulator terdapat tiga bagian utama, yaitu
a. anode, elektrode positif yang
memiliki potensial tinggi,
b. katode, elektrode negatif yang
memiliki potensial rendah,
c. larutan elektrolit, cairan yang
dapat menghantarkan arus listrik.
Untuk lebih memahami prinsip kerja
beberapa contoh elektrokimia, ikutilah uraian berikut.
1. Elemen Volta
Elemen
Volta dikembangkan pertama kali oleh Fisikawan Italia bernama Allesandro Volta
(1790-1800) dengan menggunakan sebuah bejana yang diisi larutan asam sulfat
(H2SO4) dan dua logam tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian utama elemen Volta,
yaitu
a. kutub positif (anode) terbuat
dari tembaga (Cu),
b. kutub negatif (katode) terbuat
dari seng (Zn),
c.
larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4).
Lempeng
tembaga memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial
rendah. Jika kedua lempeng logam itu dihubungkan melalui lampu, lampu akan
menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang
mengalir pada lampu. Ketika lampu
menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan logam tembaga maupun seng,
sehingga menghasilkan sejumlah elektron yang mengalir dari seng menuju tembaga.
Adapun, reaksi kimia pada elemen Volta adalah sebagai berikut.
. Pada larutan elektrolit terjadi
reaksi H2SO4 → 2H+ + SO2–4
. Pada kutub positif terjadi reaksi
Cu + 2H+ → polarisasi H2
Pada kutub negatif terjadi reaksi Zn
+ SO4 → ZnSO4+ 2e
Reaksi kimia pada elemen Volta akan
menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen tidak dapat
bereaksi dengan tembaga, sehingga gas hidrogen hanya menempel dan menutupi
lempeng tembaga yang bersifat isolator listrik. Hal ini menyebabkan
terhalangnya aliran elektron dari seng menuju tembaga maupun arus listrik dari
tembaga menuju seng. Peristiwa tertutupnya lempeng tembaga oleh
gelembung-gelembung gas hidrogen disebut polarisasi. Adanya polarisasi gas
hidrogen pada lempeng tembaga menyebabkan elemen Volta mampu mengalirkan arus
listrik hanya sebentar. Tegangan yang dihasilkan setiap elemen Volta sekitar
1,1 volt. Penggunaan larutan elektrolit yang berupa cairan merupakan kelemahan
elemen Volta karena dapat membasahi peralatan
lainnya.
2. Elemen Kering
Elemen
kering disebut juga baterai. Elemen kering pertama kali dibuat oleh Leclance.
Bagian utama elemen kering
adalah
a. kutub positif (anode) terbuat
dari batang karbon (C),
b. kutub negatif (katode) terbuat
dari seng (Zn),
c. larutan elektrolit terbuat dari
amonium klorida (NH4Cl),
d.
dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2).
Untuk mengalirkan muatan listrik dari titik satu ke titik
yang lain dalam suatu penghantar, diperlukan energi. Banyaknya energi yang
dikeluarkan di antaranya tergantung pada besar kecilnya sebuah muatan yang
dipindahkan, makin besar muatan yang dipindahkan, makin besar pula energi yang
harus dikeluarkan, persamaan Energi ini disebut Energi Penggerak Listrik (EPL).
EPL sering disebut Gaya Gerak Listrik, (GGL). Dengan kata lain bahwa GGL adalah
energi yang dikeluarkan oleh sumber tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan
muatan listrik di dalam suatu rangkaian.
Telah dipelajari bersama bahwa arus listrik dapat mengalir
dalam kawat penghantar jika antara kedua ujung-ujung penghantar itu terdapat
beda potensial. Untuk dapat menimbulkan beda potensial diperlukan sumber
tegangan. Ada dua jenis sumber arus listrik, yaitu sumber arus searah atau direct
current (DC) dan sumber arus bolak-balik atau alternating current (AC).
Sumber arus bolak-balik adalah sumber arus yang mengalirkan arus selalu
bolak-balik. Contohnya generator dan dinamo arus bolak-balik. Sementara itu,
sumber arus searah yaitu sumber arus yang mengalirkan arus kesatu arah saja.
Contohnya batu baterai, aki, elemen Volta, dan dinamo arus searah. Sumber
tegangan yang mengeluarkan energi listrik berdasarkan prinsip pasangan logam
disebut sel atau elemen. Elemen ada dua jenis, yaitu elemen primer
dan elemen sekunder.
a.
Elemen Basah
·
Elemen Volta
Alessandro Volta (1745 – 1827) menemukan bahwa pasangan logam
tertentu dapat membangkitkan GGL, gaya gerak listrik ini menyebabkan arus
listrik mengalir dalam suatu rangkaian. Pasangan logam tersebut adalah Cu
(tembaga) dan Zn (seng). Sumber tegangan pertama yang dapat mengalirkan arus
listrik cukup besar adalah elemen Volta. Tegangan yang dihasilkan adalah 1,5 V.
H2SO4 (asam sulfat) yang dipakai sebagai elektrolit akan terdisosiasi menjadi
H+ dan SO4-2. Energi yang diperlukan untuk menggerakkan elektron-elektron dari
elektroda Zn ke elektroda Cu dan jumlah energi per satuan muatan yang tersedia
dari elemen Volta dinyatakan dalam satuan volt atau joule per coulomb.
Namun
terdapat kelemahan, yaitu terjadi polarisasi pada batang tembaga. Polarisasi
yaitu timbulnya gelembung-gelembung gas H2 pada kutub +. Adanya
gelembung-gelembung ini dikarenakan gas hidrogen tidak dapat bersenyawa dengan
Cu, akibatnya menghalangi jalannya aliran listrik sehingga lampu tidak menyala.
Sebagai kutub positif (anoda) dalam elemen Volta adalah Cu sedangkan Zn sebagai
kutub negatif (katoda) dan H2SO4 encer sebagai larutan elektrolit yang
berakibat terdisosiasi menjadi ion 2H+ dan SO42-.
·
Elemen Daniell
Elemen Daniell merupakan modifikasi dari elemen Volta, yaitu
dengan memperbaiki penampilan elemen. Untuk mencegah polarisasi gas hidrogen,
elektrode dilindungi oleh larutan tembaga sulfat (larutan kimia) yang dinamakan
depolarisator. Depolarisator (larutan tembaga sulfat) dipisahkan dari larutan
elektrolit (asam sulfat encer) dengan bejana berpori sehingga ion-ion masih
dapat lewat dari elektrode satu ke elektrode lainnya melalui larutan elektrolit
da depolarisator. Bejana tembaga sebagai elektrode positif dan batang seng
sebagai elektrode negatif.
b.
Elemen Kering
Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat
lebih lama mengalirkan arus listrik daripada elemen Volta. Elemen kering dibuat
pertama kali pada tahun 1866, kimiawan Perancis oleh George Leclanche.
Elemen
kering ini terdiri atas Zn yang berbentuk bejana dan logam dalam Zn ini
dilapisi karbon (batang arang). Karena batang arang memiliki potensial lebih
tinggi daripada Zn, maka batang arang sebagai anoda, sedangkan Zn sebagai
katoda.
Di
bagian dalam elemen kering ini terdapat campuran antara salmiak atau amonium
klorida (NH4Cl) serbuk arang dan batu kawi atau mangan dioksida (MnO2).
Campuran ini berbentuk pasta yang kering. Karena elemen ini menggunakan larutan
elektrolit berbentuk pasta yang kering maka disebut elemen kering.
Pada
elemen kering, NH4Cl sebagai larutan elektrolit dan MnO2 sebagai depolarisator.
Kegunaan dispolarisator yaitu dapat meniadakan polarisasi. Sehingga arus
listrik pada elemen kering dapat mengalir lebih lama sebab tidak ada
gelembung-gelembung gas.
Ø Mengukur
GGL dan Tegangan
Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik. GGL
dan tegangan jepit dapat diukur dengan menggunakan voltmeter.
Dalam menggunakannya, voltmeter harus dipasang secara
paralel dengan sumber tegangan atau peralatan listrik yang akan diukur beda
potensialnya (teganganya). Maksudnya, kutub positif voltmeter harus dihubungkan
dengan kutub positif sumber tegangan atau alat listrik dan kutub negatif
voltmeter harus dihubungkan dengan kutub negatif sumber tegangan atau alat
listriK.
HUKUM OHM
Diperlukan
beda potensial agar arus listrik agar arus listrik mengalir dalam suatu
rangkaian listrik tertutup. Beda potensial dapat dihasilkan dengan cara memberikan
sumber tegangan baterai atau akumulator. Sekarang timbul pertanyaan, apakah
keterkaitan antara kuat arus yang mengalir dengan beda potensial yang
diberikan? Hasil eksperimen Georg Simon Ohm (1789-1854) menunjukkan bahwa arus
(I) yang mengalir dalam suatu penghantar logam sebanding dengan beda potensial
(V) dikedua dengan syarat suhu pengantar tetap. Pernyataan ini dikenal sebagai
hukum Ohm.
I
V
Besarnya
kuat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian tidak hanya bergantung pada beda
potensial tetapi ditentukan juga oleh hambatan kawat penghantar (R).Untuk beda
potensial yang tetap, arus yang mengalir pada kawat penghantar yang memiliki
nilai hambatan besar akan bernilai kecil. Jadi, kuat arus listrik berbanding
terbalik dengan hambatan kawat penghantar. Jika dilakukan kombinasi antara kuat
arus dan tegangan maka diperoleh hubungan
I= ; V=IR; R=
Persamaan
ini dikenal sebagai hukum Ohm. Satuan hambatan listrik adalah Ohm dan diberi
lambang . (1Ω = 1 )
Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak
di dalam suatu
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada
penghantar berlawanan arah
dengan arah gerak elektron. Muatan listrik dalam jumlah
tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu
tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah
jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu.
segmen dari sebuah
kawat penhantar berarus
Hukum
Ohm menyatakan “ Kuat arus yang melewati suatu peranti selalu berbanding lurus
drngan beda potensialnya”.
Perlu ditekankan disini bahwa hukum
Ohm tidak berlaku untuk setiap peranti atau komponen listrik. Ada peranti yang
tunduk pada hukum Ohm, ada pula yang tidak. Penghantar adalah contoh komponen
yang memenuhi hukum Ohm, sedangkan dioda adalah contoh komponen listrik yang
tidak tunduk pada hukum Ohm.
Hambatan suatu komponen listrik
tidak tergantung pada polaritas dan beda potensial yang dipasang pada
ujung-ujungnya.
Perlu ditekankan bahwa persamaan
V=Ir bukanlah hukum Ohm. Persamaan ini tidak lain adalah persamaan yang
mendefinisikan hambatan yang dimiliki oleh suatu peranti, yaitu sebagai
berikut. Besarnya hambatan R yang dimiliki oleh suatu peranti atau komponen
listrik adalah suatu nilai ( umumnya bukan suatu tetapan) Sedemikian rupa
sehingga jika V beda potensial yang dipasang pada ujung-ujung peranti atau
komponen tersebut dan arus yang mengalir melaluinya i, persamaan V = Ir
dipenuhi.
Suatu hasil percobaan pada table. Nilai kuat atus I dan
tegangan V pada suatu
hambatan menghasilkan grafik seperti
gambar. Hukum ohm tidak merupakan pernyataan universal,tapi hanyagambaran bagi
sebagian materi tertentu yang mengikuti hukum ohm (komponen ohmik). Nilai
hambatan R pada komponen ohmik konstan asal suhunya konstan. Materi yang tidak
memenuhi hukum
ohm disebut komponen non-ohmik. Grafi I sebagai fungsi V
untuk
komponen non.
HUKUM
KIRCHOFF
Hukum khirchoof berbunyi “Jumlah kuat arus listrik yamg masuk ke suatu
titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul
tersebut”.
Hukum I kirchoff tersebut adalah hukum kekekalan muatan
listrik seperti tampak di dalam analogi pada gambar. Hukum I kirchoff secara
matematis dituliskan:
I masuk = ∑I keluar
Skema diagram untuk hukum khirchhoff
Rangkaian
untuk menyelidiki kuat arus yang masuk dan keluar dari suatu titik simpul.
Hukum II Kirchoff tentang Tegangan
pada Rangkaian Tertutup
Untuk menyederhanakan rangkaian yang rumit,dapat digunakan
Hukum II Kirchoff yang berbunyi :
“Didalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya
gerak listrik (_) dengan
penurunan tegangan (IR) sama dengan
nol”.
Secara matematis dituliskan :
∑ +∑(IR)=0
Dalam menyelesaikan persoalan di dalam loop perhatikan
hal-hal berikut ini!
a. Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan
bertanda negatif jika
berlawanan dengan arah loop.
b. GGL bertanda positif jika kutub positipnya lebih dulu di
jumpai loop dan
sebaliknya ggl negatif jika kutub negatif lebih dulu di
jumpai loop.
Misalkan kita ambil arah loop searah
dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a. (rangkain dengan satu loop)
Kuat arus listrik I di atas dapat ditentukan dengan
menggunakan Hukum II
Kirchhoff: Σ ε + Σ IR = 0
– ε1 + ε2 + I (r1 + r2 + R) = 0
Jika harga ε1, ε2, r1, r2 & R diketahui
maka kita dapat menentukan harga I-nya.
Rangkaian dengan dua loop atau lebih
Rangkaian yang memiliki dua loop atau lebih disebut juga
rangkaian majemuk.
Langkah-langkah dalam menyelesaikan rangkaian majemuk ini
adalah sebagai
Berikut:
Aturan Hukum II Kirchoff :
1. Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dengan
arah
tertentu. Pada dasarnya, pemilihan loop bebas, namun jika
memungkinkan usahakan searah dengan arus.
2. Jika pada suatu cabang, arah loop sama dengan arah arus,
maka
penurunan tegangan (IR) bertanda positif, sedangkan bila
berlawana
arah, maka penurunan tegangan (IR) bertanda negative.
3. Bila saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan
lebih
dahulu dijumpai adalah kutub positif, maka ggl _ bertanda
positif,
sebaliknya bila yang lebih dahulu dijumpai adalah kutub
negative,
maka ggl _ bertanda negative.